@article{Mulia_2018, title={Perempuan dalam Pusaran Fundamentalisme Islam}, volume={13}, url={https://jurnal-maarifinstitute.org/index.php/maarif/article/view/19}, DOI={10.47651/mrf.v13i2.19}, abstractNote={<p> </p> <p><span class="Apple-converted-space"> </span>Perempuan dalam agama apa pun selalu menjadi sasaran diskriminasi dan eksploitasi para penafsir fundamental yang benci pada perempuan (<em>mysogini</em>). Masyarakat Muslim yang mempertahankan fundamentalisme memiliki kecenderungan memanipulasi dan memanfaatkan ajaran Islam untuk melegitimasi kekuasaan patriarki yang merendahkan perempuan. Slogan fundamentalisme untuk kembali memurnikan ajaran Islam selalu bermakna kembali kepada Islam tekstualis dengan karakter ideologis yang statis, ahistoris, sangat eksklusif, dan bias nilai-nilai patriaki. Kembali mendiskriminasikan perempuan seperti pada masa-masa kegelapan Jahiliyah. Bukan kembali ke visi otentik Islam yang cirinya adalah dinamis, kritis, rasional, inklusif, dan memuliakan perempuan. Tulisan ini ingin menegaskan kembali bahwa Islam hadir demi membebaskan manusia (perempuan dan laki-laki) dari semua sistem tiranik, despotik, dan totaliter menuju masyarakat sipil yang berkeadaban (<em>civic and civilized society</em>). Masyarakat dimaksud adalah yang mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti keadilan, kejujuran, kebenaran, kemaslahatan, kesetaraan, keindahan dan kebersihan.<span class="Apple-converted-space"> </span></p>}, number={2}, journal={MAARIF}, author={Mulia, Siti Musdah}, year={2018}, month={Dec.}, pages={14–26} }