Muhammadiyah dan Arus Radikalisme
DOI:
https://doi.org/10.47651/mrf.v14i2.62Keywords:
Muhammadiyah, Ormas,, Gerakan PembaharuanAbstract
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah selalu menghadapi berbagai tantangan yang berlapis-lapis sejak masa kolonial, paska kemerdekaan, di masa rezim Orde Lama maupun Orde Baru, hingga reformasi. Pasca reformasi, Muhammadiyah semakin lebih banyak dikaji dan hal ini dikaitkan dengan fenomena gerakan radikalisme di Indonesia yang mulai tumbuh sumbur. Inti dari makalah ini ingin menguji kembali tentang bagaimana pertahanan Muhammadiyah dalam menangkal isu-isu radikalisme keagamaan yang sering dialamatkan kepada kelompok modernis ini. Kedua, mengapa ingatan bersama (collective memory) mengenai politik sektarianisme hingga isu ekstremisme seringkali dikaitkan dengan sempalan Muhammadiyah. Faktanya, hal ini sulit disangkal terkait sejarah masa lalu mengenai percaturan politik di Indonesian yang pernah melibatkan tokoh-tokoh agama, salah satunya dari Muhammadiyah. Sedangkan di sisi lain Muhammadiyah mempunyai andil yang cukup besar terhadap dunia pendidikan, kesehatan, dan ekonomi baik pada masyarakat urban maupun pedesaan. Fragmentasi dan polarisasi di dalam tubuh Muhammadiyah sendiri mengalami penggelembungan yang luar biasa sejak satu dekade ini; yakni Muhammadiyah yang moderat dengan gaya berfikir inklusif dan Muhammadiyah yang konservatif hingga cenderung fundamentalis. Sebenarnya hal ini juga terjadi dalam organisasi Islam tradisionalis seperti NU (Nahdlatul Ulama). Maka dengan demikian, penulis mencoba bermaksud menelusuri kembali bagaimana pengalaman Muhammadiyah sebagai organisasi Islam moderat dengan spirit Pancasila dalam menghadapi arus radikalisme.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Amanah Nurish
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.