Archives

  • Jalan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif: Dakwah Kultural, Puisi Kebangsaan dan Inspirasi Kemanusiaan
    Vol. 18 No. 2 (2023)

    Artikel-artikel dalam jurnal MAARIF edisi Desember 2023 ini secara umum merefleksikan sekaligus menelaah secara kritis pemikiran Buya—terutama mengenai isu isu keummatan, kebangsaan, kemanusiaan, dan kebudayaan. Sejumlah artikel dalam jurnal ini tidak lain merupakan ikhtiar untuk merealisasikan gagasan besar Buya Syafii yang terangkum dalam konsep keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Tema yang diangkat dalam jurnal ini juga menandai satu tahun wafatnya Buya Syafii, sekaligus menjadi bagian dari perjalanan dua dekade MAARIF Institute.

  • Mewarisi Legacy Buya Ahmad Syafii Maarif: Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemanusiaan
    Vol. 18 No. 1 (2023)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini secara umum melihat secara kritis pemikiran Buya—pasca wafatnya beliau setahun yang lalu—terutama mengenai isu isu keummatan, kebangsaan, kemanusiaan, dan sosial-politik-keagamaan.

    Tema yang diangkat dalam jurnal ini juga menandai satu tahun wafatnya Buya Syafii, sekaligus menyambut dua dekade MAARIF Institute, sebuah lembaga yang concern terhadap isu-isu keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Sejak awal berdirinya, MAARIF Institute telah berkomitmen menjadi salah satu tenda bangsa yang bergerak untuk kerja-kerja kemanusiaan, merawat kebhinekaan, mendorong penegakan HAM, memperjuangkan kebebasan beragama, mengkampanyekan watak dan ciri khas Islam Indonesia sebagai agama rahmatan li al-alamin, inklusif, toleran, egaliter dan non-diskriminatif, yang memiliki kesesuaian dengan demokrasi yang berpihak kepada keadilan sosial, sebagaimana dicita-citakan oleh Buya Syafii Maarif.

  • Fenomena Hijrah Generasi Milenial (Kontestasi Narasi-narasi Agama di Ruang Publik)
    Vol. 17 No. 2 (2022)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini secara umum melihat secara kritis fenomena hijrah, baik di kalangan artis maupun di kalangan anak-anak muda millennial. Secara umum gerakan hijrah menawarkan hal positif sebagai upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Akan tetapi, gerakan ini juga dilihat memiliki kerentanan terhadap ekslusivisme. Hijrah yang banyak dijumpai di berbagai kota cenderung sebatas perubahan kebiasaan hidup menjadi lebih Islami saja bahkan mengarah pada pembentukan pola pikir jumud dan intoleran. Justru mereka terjebakpada klaim merasa ’paling hijrah’, namun merendahkan sesama umat yang melakukan amalan yang berbeda dengan kelompoknya atau pemahamannya saja.

  • Digitalisasi, Era Tantangan Media (Nalar Kritis dan Penguatan Wawasan Global di Era Digital)
    Vol. 17 No. 1 (2022)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini secara umum melihat secara kritis  layanan teknologi informasi, baik proses pengolahan dan berbagi informasi. Kemampuan berpikir kritis di dalam masyarakat informasi, menjadi sangat penting agar setiap individu dapat memilih dan menggunakan informasi yang tersedia sesuai kebutuhan dan kepentingannya. Terlebih dengan adanya pandemic covid-19 di tahun 2019 hingga adanya berbagai varian baru membuat media digital sangat dibutuhkan masyarakat. Kegiatan apapun yang awalnya dilakukan secara offline satu dengan yang lain bisa berinteraksi secara langsung seketika dibatasi dengan kegiatan secara online. Dampak penyebaran pandemic yang sangat cepat membuat manusia merasakan ketakutan tersendiri. Masyarakat berkomunikasi melalui media sosial yang mengakibatkan penggunaan internet pada masa pandemic sangat meningkat drastis.

  • Islam, Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Kaum Perempuan
    Vol. 16 No. 2 (2021)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini secara umum melihat secara kritis bagaimana Islam memandang perempuan, serta peran perempuan di ruang publik. Seiring perkembangnya zaman, kaum perempuan mempunyai pemikiran maju dan berkarya di tengah-tengah publik sesuai dengan kemampuan bidangnya untuk memperkuat eksistensi kaum perempuan, memperkuat kepemimpinan perempuan dan memperkuat organisasi-organisasi perempuan yang konsen pada isu gender. Demikian juga, meningkatkan keterwakilan perempuan dalam lembaga pengambil keputusan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah, peraturan-peraturan dan kualitas layanan dasar, agar memenuhi kebutuhan perempuan secara lebih proporsional.

     

  • Muhammadiyah dan Moderasi Islam; Etos Gerakan dan Strategi Aksi Muhammadiyah Jelang Muktamar Ke-48
    Vol. 16 No. 1 (2021)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini secara umum melihat secara kritis bagaimana peran Muhammadiyah di tengah arus informasi teknologi, dan juga sebagai gerakan Islam yang membawa moderatisme, baik dalam hal sistem pemikiran dan gerakannya, atau melalui jalur pendidikan dalam rangka mewujudkan masyarakat moderat dan berkemajuan. Semangat kemodernan dan pencerahan Muhammadiyah juga terinstitusionalisasi ke dalam konsep Islam berkemajuan dalam konteks cita-cita Indonesia yang lebih maju. Gagasan keindonesiaan Muhammadiyah tercermin dalam konsep darul ahdi was syahadah

  • Pendidikan Masa Pandemi Covid-19: Strategi, Adaptasi dan Transformasi
    Vol. 15 No. 2 (2020)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini mencoba untuk melihat fenomena wajah pendidikan yang berubah drastis akibat pandemi covid-19. Selama ini guru lebih cenderung mengajar dengan bertatap muka, baik di kelas maupun di luar ruang kelas. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sangat tidak mungkin institusi pendidikan bisa menciptakan karakter siswanya jika pembelajaran tidak dengan bertatap muka. Tentu, banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa yang muncul dalam pembelajaran metode daring yang tidak bisa dihindari. Sebagaimana dijelaskan di atas, banyak satuan pendidikan yang terkendala dengan koneksi jaringan internet yang tidak ada.

  • Agama, Sains, dan Covid-19: Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern
    Vol. 15 No. 1 (2020)

    Sejumlah artikel dalam jurnal edisi kali ini telah memberikan banyak perspektif, untuk memperkuat etos keagamaan dan etos keilmuan. Juga, mampu melihat secara kritis dan otoritatif untuk membicarakan dua bidang wilayah, baik wilayah agama maupun ilmu pengetahuan. Pula, dapat mengurangi kesenjangan penafsiran di antara dua bidang yang semakin lama semakin terspesialisasi ini. Artikel-artikel dalam jurnal ini harus kita baca secara kritis guna melihat celah menyikapi Covid-19 dengan pendekatan integrasi agama dan sains sebagai paradigma penyelesaian krisis.

  • Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi dan Aksi
    Vol. 14 No. 2 (2019)

    Perhelatan Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu beberapa waktu lalu, yang mengangkat tema “Beragama yang Mencerahkan”,—dan menjelang Muktamar Muhammadiyah Juli tahun 2020 mendatang—harus mampu memberikan perspektif baru. Muktamar Muhammadiyah mendatang harus menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang otentik dan cerdas terkait dengan berbagai ragam persoalan. Antara lain, Muhammadiyah dilihat dari bidang dakwah, pemikiran Islam, kepemimpinan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, filantropisme, isu gender serta keunikan-keunikan kasus yang berkembang di masyarakat.

    Ajang Muktamar Muhammadiyah mendatang akan terasa hambar bila ia kehilangan etos sebagai gerakan pembaruan, gerakan ilmu, gerakan amal, serta tidak mampu menangkap pesan zaman dan merespon persoalan sosialkeummatan.

     Artikel-artikel dalam jurnal ini harus kita baca secara kritis guna mempertajam keinsyafan akan permasalahan: Apakah usaha modernisasi (pembaruan) yang digagas oleh Muhammadiyah dalam perjalanan historisitasnya mengalami kemerosotan—jika tidak boleh disebut kemunduran? Apa usaha usaha yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam melakukan moderasi Islam?

  • Populisme Islam dan Tantangan Demokrasi Islam di Indonesia Pasca-Pilpres
    Vol. 14 No. 1 (2019)

    Artikel-artikel dalam jurnal ini mencoba untuk melihat fenomena terbaru dalam politik Indonesia yang terkait dengan mobilisasi dengan menggunakan identitas Islam yang sering dikaitkan dengan populisme. Sebagian akademisi lain, populisme dipandang sebagai pertanda yang baik karena dapat menjadi pengingat atau alarm bagi elite yang sedang berkuasa agar selalu memperhatikan kepentingan publik dalam setiap pembuatan kebijakan. Sebaliknya, populisme oleh akademisi lainnya dinilai tidak lebih sebagai suatu retorika elite untuk meraih dukungan massa yang melimpah pada momen politik elektoral tertentu. Dan di sebagian kalangan lainnya, populisme Islam dikhawatirkan dapat menghalangi perkembangan demokrasi di Indonesia yang sejatinya masih dalam proses transisi menuju konsolidasi demokrasi.

  • Politisasi Agama di Ruang Publik: Ideologis atau Politis ?
    Vol. 13 No. 2 (2018)

    Tulisan ini difokuskan sebagai upaya untuk membangun pemahaman dan kesadaran kritis isu politik identitas, politisasi agama, yang sering kali memicu konflik horizontal—yang diakibatkan oleh gesekan kepentingan, baik intra maupun antar-pemeluk agama yang berbeda. Persekongkolan di antara mereka yang ingin mendapatkan keuntungan secara materi dan politik dari agama akan membawa dampak-dampak yang sangat destruktif. Agama yang di dalamnya mengajarkan hidup damai dan saling menghormati akan terjebak dalam tafsir tunggal melalui fatwa-fatwa keagamaan yang ekstrem. Padahal, agama menyediakan ruang tafsir yang sangat terbuka dengan catatan setiap tafsir mampu membawa kemaslahatan bersama.

  • Islam dan Media: Kontestasi Ideologi di Era Revolusi Digital
    Vol. 13 No. 1 (2018)

    Hubungan media dan Islam dalam konteks kontestasi diskursus Islam di Indonesia dicirikan oleh sebaran narasi yang plural dan tidak homogen. Berbeda dengan pandangan orientalistik yang selama ini dianggap sebagai rezime kebenaran oleh narasi dominan internasional, yang memandang artikulasi keberislaman salah satunya yang muncul di media sebagai narasi yang monilitik dan anti-modern, perkembangan media di dunia Islam khususnya di Indonesia seperti diutarakan oleh Janet Steele (2018) dalam Mediating Islam:Cosmopolitan Journalisms in Muslim Southeast Asia menunjukan wajah media yang beragam baik ideologi maupun bagaimana masing-masing media menempatkan diri baik dalam hubungan dengan kuasa dan politik maupun pertanggungjawaban moral mereka secara profetik. Dalam konteks ekonomi-poitik komunikasi, hubungan media dan Islam saat ini sangat berhubungan dengan dua perkembangan politik yang membentuk relasi relasi sosial dan kekuasaan di Indonesia yakni politik populisme dan kuasa oligarki.