Ketika Misri Masih Dimainkan, Ketika Tari Masih Dipentaskan

Authors

  • Mahfud Ikhwan

DOI:

https://doi.org/10.47651/mrf.v18i2.235

Keywords:

culture, misri, diversity, container

Abstract

Muhammadiyah is stereotyped as an anti-art movement and dry of culture. In fact, in practice, efforts to use art and culture as an expression of Muhammadiyah are not non-existent and have not been carried out at all, both at the grassroots and at the elite level. The nature of the movement which naturally clashes with culture and the tendency to smooth over diversity in the name of organizational order means that these efforts are not continued or allowed to die.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Mahfud Ikhwan

Mahfud Ikhwan, lahir di Lamongan, 07 Mei 1980. Sejak TK hingga SMA dihabiskannya di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah. Lulus dari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UGM pada 2003. Karya-karyanya meliputi cerpen, novel, dan esai-esai musik, film, sepakbola, dan budaya pop secara umum. Ia memenangkan Sayembara Novel DKJ (2014), Anugerah Sastra dari Badan Bahasa Kemendikbud RI kategori novel (2016), Kusala Sastra Khatulistiwa (2017), Anugerah Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur (2021), dan Anugerah Kebudayaan dari Gubernur D.I. Yogyakarta (2023).

References

Abdul Munir Mulkhan. Islam Murni dalam Masyarakat Petani. Yogyakarta: Bentang, 2000.

Ahmad Najib Burhani. Muhammadiyah Jawa. Jakarta: Al-Wasat Publishing House, 2010.

James L. Peacock. Ritus Modernitas: Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia (penerj. Eko Prasetyo). Jakarta: Desantara, 2005.

Kuntowijoyo. Muslim Tanpa Masjid. Yogyakarta: Mata Bangsa, 2018.

Mahfud Ikhwan. “Menjadi Jawa Tanpa Menonton Wayang: Renungan Otobiografis Seorang Penulis Pantura”, dalam Irfan Afifi (Ed.), Suluk Kebudayaan Indonesia: Menengok Tradisi, Pergulatan, dan Kedaulatan Diri. Yogyakarta: Langgar, 2021.

Muchamad Abubakar Ryan Perkasa. “Pandangan Muhammadiyah tentang Kebudayaan Pasca Muktamar ke43- di Aceh”, dalam Tajdida, Vol. 8 No. 1, Juni 2010. (https://123dok.com/document/8yd44gey-pandangan- muhammadiyah-kebudayaan-pasca-muktamar-aceh.html). Diakses pada 15 November 2023.

Muhammad Mukti, “Resistensi Wayang Sadat dalam Menghadapi Hegemoni Muhammadiyah” (Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 13, No. 1, April 2008, (PDF, diakses pada 22 November 2023).

Pujo Semedi. Close to the Stone, Far from the Throne: The Story of A Javanese Fishing Community, 1820s1990-s. Yogyakarta: Benang Merah, 2003.

Downloads

PlumX Metrics

Published

09-01-2024

How to Cite

Ikhwan, M. (2024). Ketika Misri Masih Dimainkan, Ketika Tari Masih Dipentaskan. MAARIF, 18(2), 155–166. https://doi.org/10.47651/mrf.v18i2.235