Kekuasaan yang Tak Terjemahkan: Politik Bahasa di Indonesia Pascakolonial

Authors

  • Rachmi Diyah Larasati University of Minnesota

Keywords:

Kekuasaan, Politik Bahasa, Indonesia, Pascakolonial

Abstract

Pergantian kepemimpinan nasional yang diresmikan pada Oktober 2024 membawa perubahan signifikan dalam ranah diskursus politik, terutama pada pola komunikasi yang mencerminkan gaya kepemimpinan dalam praktik bernegara. Kehadiran bahasa dalam berbagai konteks politik kini tidak hanya menjadi sarana diplomasi atau representasi kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjadi cermin etika komunikasi dalam merespons kepentingan publik. Bahasa, dalam proses lahirnya kebijakan dan pembentukan relasi nasional maupun internasional, memainkan peran penting yang bukan sekadar sebagai alat representasi, tetapi juga sebagai penentu logika kekuasaan. Selama setahun pertama pemerintahan ini, muncul gejala “pemburaman makna” dan pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur ketakterjemahan (untranslatability) (Apter, 2013). yang tampaknya sengaja diproduksi untuk menolak kritik dan meneguhkan kuasa secara simbolik. Gaya bahasa semacam ini menunjukkan kecenderungan otoritarian dan menimbulkan efek teror afektif, khususnya terhadap kelompok perempuan. Lydia Liu, dalam Clash of Empires menyebut fenomena semacam ini sebagai bentuk “primitivity” dalam ikon yang mimetik yakni reproduksi kekuasaan melalui tanda dan citra (Liu, 2004). Konsep ini mengingatkan pada pandangan Antonio de Nebrija dalam Castilian Grammar, yang menulis bahwa “language has always been the companion of empire”  (Nebrija, 1492). Pandangan Nebrija tersebut menggambarkan bagaimana bahasa sejak awal dikonstruksi sebagai perangkat pengendalian kolonial dan penyebaran kekuasaan. Fenomena serupa tampak dalam praktik komunikasi publik masa kini melalui gestur dan pilihan kata yang agresif, seperti seruan “ndasmu!” dalam forum resmi yang menandai pewarisan bentuk kuasa imperial dalam tubuh bahasa politik. Bahasa tubuh dan ujaran seperti ini berfungsi sebagai perpanjangan kuasa imperial (imperial extension of power) (Liu, 2004). Dalam konteks ini, gaya komunikasi yang bersifat performatif dan represif dapat dibaca sebagai subteks fasisme: strategi bahasa yang menanamkan rasa takut sekaligus menormalisasi kekuasaan di tengah masyarakat.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Rachmi Diyah Larasati, University of Minnesota

Rachmi Diyah Larasati adalah Profesor bidang kajian Transnationalism, Gender dan Kebudayaan. Dewan Penasihat pada Interdisciplinary Center for the Study of Global Change (ICGC), University of Minnesota. Larasati juga affiliate di  American Studies, Asian & Middle Eastern Studies dan Professor tetap di Feminist Studies. Larasati adalah penulis: Menari di Atas Kuburan Massal (2022),  dengan karya terbaru:  Bodies that Haunt: Political Economy of Racialized Death. 

References

Apter, E. (2013). Against World Literature: On the Politics of Untranslatability. Verso.

Caraway, T. L. (2023). Labor’s reversal of fortune: Contentious politics and executive aggrandizement in Indonesia. Social Movement Studies, 22(5–6), 689–705. https://doi.org/10.1080/14742837.2023.2177039

Caraway, T. L., & Ford, M. (2020). Labor and Politics in Indonesia. Cambridge University Press.

Getachew, A. (2022). Worldmaking After Empire: The Rise and Fall of Self-Determination. In The SHAFR Guide Online. Leiden: Koninklijke Brill NV.

Hartman, S. V. (2022). Scenes of Subjection: Terror, Slavery, and Self-Making in Nineteenth-Century America (Revised and updated ed.). W. W. Norton & Company.

Hong, G. K. (2006). The Ruptures of American Capital: Women of Colour Feminism and the Culture of Immigrant Labor. University of Minnesota Press.

Indonesia’s next president has a complicated history with the U.S. (2024, February 15). All Things Considered. National Public Radio (NPR). https://www.npr.org

Liu, L. H. (2004). The Clash of Empires: The Invention of China in Modern World Making. Harvard University Press.

Maldonado-Torres, N. (2008). Against War: Views from the Underside of Modernity. Duke University Press.

Mamdani, M. (2001). When Victims Become Killers: Colonialism, Nativism, and the Genocide in Rwanda. Princeton University Press.

Neocleous, M. (1997). Fascism. University of Minnesota Press.

PBS NewsHour. (2024, February 15). Indonesian defense minister once banned by U.S. for human rights abuses declares victory in presidential election. PBS. https://www.pbs.org/newshour/world/indonesian-defense-minster-once-banned-by-u-s-for-human-rights-abuses-declares-victory-in-presidential-election

PlumX Metrics

Published

27-11-2025

How to Cite

Larasati, R. D. (2025). Kekuasaan yang Tak Terjemahkan: Politik Bahasa di Indonesia Pascakolonial. MAARIF, 20(1), 19–26. Retrieved from https://jurnal-maarifinstitute.org/index.php/maarif/article/view/288