Populisme Islam, Krisis Modal Sosial dan Tantangan Terhadap Demokrasi: Refleksi Pemilu 2019

Authors

  • M. Hilali Basya Universitas Muhammadiya Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.47651/mrf.v14i1.48

Keywords:

populisme,, populisme Islam,, modal sosial,, demokrasi,, Pemilu 2019

Abstract

Gerakan masif yang memprotes dan menolak hasil Pemilu 2019 di Indonesia mengindikasikan adanya ketidakpercayaan politik (political distrust) terhadap kedua lembaga Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu, dan Pemerintah. Sebagian besar dari kelompok yang menyuarakan penolakan tersebut terhubung dalam identitas yang sama, yang menekankan kecintaan terhadap agamanya dan perasaan termarjinalisasi. Apa makna ketidakpercayaan tersebut dalam konteks gerakan Islam kontemporer dan negara demokrasi adalah fokus utama artikel ini. Artikel ini berupaya untuk mendiskusikan populisme Islam dalam pemilu 2019 yang secara khusus akan mengeksplorasi bagaimana dan mengapa populisme Islam tumbuh di masa pasca Orde Baru—terutama di Pemilu 2019—, seperti apa karakternya, dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan demokrasi di Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

M. Hilali Basya, Universitas Muhammadiya Jakarta

Hilali Basya adalah pegajar studi Islam di Universitas Muhammadiya Jakarta (UMJ) sejak 2010. Dia mendapatkan gelar S3 dalam bidang Religion and Public Life di Universitas Leeds-Inggris Universitas Leiden-Belanda (2008-2010), menempuh S2 dalam bidang Islamic Philosophy di ICAS-Paramadna (2003- 2007), S2 Pemikiran Islam di UMJ (2002), dan menyelesaikan S1 di Fakultas Agama Islam (FAI) UMJ (2001).

PlumX Metrics

Published

30-06-2019

How to Cite

Basya, M. H. (2019). Populisme Islam, Krisis Modal Sosial dan Tantangan Terhadap Demokrasi: Refleksi Pemilu 2019. MAARIF, 14(1), 43–59. https://doi.org/10.47651/mrf.v14i1.48